Pertanyaan:
Adakah kaitan antara kata-kata haram dalam al-Baitul Haram dan asy-Syahrul Haram?
Jawab:
Rumah peribadatan pertama yaitu Ka’bah disebut Allah Baitul Haram. Manusia dengan sifat-sifatnya yang angkuh, sombong, dan selalu dirayu setan, sulit kembali pada kebenaran, dan ingin selalu mengganggu kehormatan dan hak orang lain.
Baitul Haram merupakan tempat pengamanan dan penyelamat bagi manusia agar mereka yang datang ke tempat itu menahan diri dan meninggalkan sifat-sifat yang keji itu.
Firman Allah,
إِنَّ عِدَّةَ الشُّهُورِ عِنْدَ اللَّهِ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا فِي كِتَابِ اللَّهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ مِنْهَا أَرْبَعَةٌ حُرُمٌ ۚ ذَٰلِكَ الدِّينُ الْقَيِّمُ ۚ فَلَا تَظْلِمُوا فِيهِنَّ أَنْفُسَكُمْ ۚ وَقَاتِلُوا الْمُشْرِكِينَ كَافَّةً كَمَا يُقَاتِلُونَكُمْ كَافَّةً ۚ وَاعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ مَعَ الْمُتَّقِينَ
“Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allah ialah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah ketika Dia menciptakan langit dan bumi, diantaranya empat bulan haram…………” (at-Taubah: 36)
Yang dimaksud empat bulan haram dalam ayat tersebut ialah bulan Dzulqa’idah, Dzulhijjah, Muharram, dan Rajab.
Allah menetapkan manusia berhenti berperang dalam empat bulan itu agar manusia dapat menikmati perdamaian dan kerukunan. Tetapi jika musuh tetap masih memerangi meskipun di bulan-bulan haram itu, umat Islam tidak boleh menyerahkan dirinya untuk dibantai dan dibunuh dengan dalih bulan-bulan haram.
Firman Allah,
وَاقْتُلُوهُمْ حَيْثُ ثَقِفْتُمُوهُمْ وَأَخْرِجُوهُمْ مِنْ حَيْثُ أَخْرَجُوكُمْ ۚ وَالْفِتْنَةُ أَشَدُّ مِنَ الْقَتْلِ ۚ وَلَا تُقَاتِلُوهُمْ عِنْدَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ حَتَّىٰ يُقَاتِلُوكُمْ فِيهِ ۖ فَإِنْ قَاتَلُوكُمْ فَاقْتُلُوهُمْ ۗ كَذَٰلِكَ جَزَاءُ الْكَافِرِينَ
“….. Dan janganlah kamu memerangi mereka di Masjidil Haram, kecuali jika mereka memerangi kamu di tempat itu. Jika mereka memerangi kamu (di tempat itu), bunuhlah mereka.” (al-Baqarah: 191)
Firman Allah,
يَسْأَلُونَكَ عَنِ الشَّهْرِ الْحَرَامِ قِتَالٍ فِيهِ ۖ قُلْ قِتَالٌ فِيهِ كَبِيرٌ ۖ وَصَدٌّ عَنْ سَبِيلِ اللَّهِ وَكُفْرٌ بِهِ وَالْمَسْجِدِ الْحَرَامِ وَإِخْرَاجُ أَهْلِهِ مِنْهُ أَكْبَرُ عِنْدَ اللَّهِ ۚ وَالْفِتْنَةُ أَكْبَرُ مِنَ الْقَتْلِ ۗ وَلَا يَزَالُونَ يُقَاتِلُونَكُمْ حَتَّىٰ يَرُدُّوكُمْ عَنْ دِينِكُمْ إِنِ اسْتَطَاعُوا ۚ وَمَنْ يَرْتَدِدْ مِنْكُمْ عَنْ دِينِهِ فَيَمُتْ وَهُوَ كَافِرٌ فَأُولَٰئِكَ حَبِطَتْ أَعْمَالُهُمْ فِي الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ ۖ وَأُولَٰئِكَ أَصْحَابُ النَّارِ ۖ هُمْ فِيهَا خَالِدُونَ
“Mereka bertanya kepadamu tentang berperang di bulan Haram, Katakanlah, berperang dalam bulan itu adalah dosa besar, tetapi menghalangi (manusia) dari jalan Allah, kafir kepada Allah, (menghalangi masuk) Masjidil Haram, dan mengusir penduduknya dari sekiranya, lebih besar (dosanya) di sisi Allah. Dan berbuat fitnah lebih besar (dosanya) dari pada membunuh.” (al-Baqarah: 217)
Gencatan senjata di bulan-bulan Haram adalah suatu tindakan sementara untuk menyadarkan orang-orang yang menggunakan kekerasan dan perang untuk menyelesaikan kesulitan dan perselisihan antarbangsa.
Sumber: Anda Bertanya Islam Menjawab Karya Prof. Dr. M. Mutawalli asy-Sya’rawi