Pertanyaan:
Apakah benar bahwa kaum wanita itu lemah akal dan agamanya?
Jawab:
Akal berasal dari kata iqaal artinya ikatan, mengikat sesuatu hingga tidak bebas bergerak. Fungsi akal yaitu memberikan pertimbangan, pendapat atau memilih sesuatu.
Biasanya akal menjadi lemah dan kalah jika menghadapi perasaan Di sini masalahnya, wanita lebih kuat menggunakan perasaan dan emosi dibanding pria. Pria lebih banyak memakai akalnya ketimbang perasaan. Karenanya wanita diberi tugas oleh Allah untuk mengandung, menyusui, memelihara anak, dan tugas-tugas banyak membutuhkan perasaan-perasaan punya nilai tinggi, sangat mulia, dan diperlukan sekali untuk mewujudkan kasih sayang. Sedang akal justru mengalahkan perasaan dan kasih sayang. Misalnya, seorang ayah bersikap keras dalam mendidik anaknya. Ibunya, karena dorongan perasaan mencegah suami berbuat seperti itu. Anak memerlukan kesempurnaan akal dari ayah dan perasaan kasih sayang dari ibu.
Kekurangan akal wanita dibanding pria bukan berarti cela. Justru kelebihannya merupakan kebanggaan.
Arti dari kurang atau lemah agamanya yaitu, Allah banyak memberi kebebasan kepada wanita dari kewajiban-kewajiban melaksanakan tugas-tugas agama. Misalnya, wanita tidak dibolehkan shalat dan puasa pada saat haid dan nifas. Wanita tidak wajib shalat Jumat dan jamaah. Wanita juga tidak diwajibkan ikut perang (jihad). Jadi, memang lebih sedikit kewajiban-kewajiban wanita dibandingkan pria.
Kekurangan-kekurangan itu bukan berarti membedakan pahala wanita dengan pria. Masing-masing mendapat pahala sesuai dengan tugas dan fungsinya.
Firman Allah,
“Bagi laki-laki ada bagian dari apa yang mereka usahakan dan bagi para wanita ada bagian dari apa yang mereka usahakan.” (an-Nisaa’: 32)
Sumber: Anda Bertanya Islam Menjawab Karya Prof. Dr. M. Mutawalli asy-Sya’rawi