Maulid “Adhdhiya alami’ ” berisi tentang sejarah kehidupan Nabi Muhammad SAW secara singkat, tentang kemuliaan, keistimewaan Rasulullah, sekilas tentang bagaimana beliau diutus Allah SWT, perjuangan Rasulullah ketika hijrah, pertempuran bersama sahabat takozawat, yang ditutup dengan doa. Yang sebenarnya adalah ringkasan tentang kehidupan Nabi Muhammad SAW.
Seluruh kitab-kitab yang berisi sejarah yang dibuat oleh para ulama dari sejak awal sampai yaumil kiamah jika dikumpulkan seluruhnya menjadi satu adalah masih sedikit bagian dari sejarah Nabi Muhammad yang sebenarnya. Semua tidak ada artinya dibandingkan apa yang dimiliki Nabi Muhammad SAW. Apa yang dimiliki oleh Rasulullah jauh lebih agung daripada apa-apa yang telah diungkapkan oleh para ulama.
Habib Ali Habsyi berkata dalam syairnya, “Semua jika ingin berusaha untuk menyebutkan tentang kemuliaan baginda yang agung Nabi Muhammad SAW dengan berbagai macam cara mengungkapkannya, maka zaman itu akan sirna sedangkan sifat Rasulullah tidak ada habisnya.”
Bahkan pada bagian awal doa di dalam maulid Adhdhiya alami’ disebutkan, “Saya hanya memberikan isyarat saja tentang sifatnya Rasulullah SAW. Yang mana jika disebutkan akan membangkitkan iman dan semangat di dalam hati, serta menghilangkan penyakit hati. Sebab jika ingin dibandingkan kehebatan apa-apa yang telah tertulis, maka tidak ada artinya. Sebab Allah telah memuji Nabi Muhammad SAW. Dan itu hanya bagian ungkapan dari cinta.”
Dimana sifat pecinta adalah selalu ingin menyebut naman yang dicintainya di setiap saat.
Ulama berkata, “Tidak ada lagi yang mengenal Nabi Muhammad SAW bahkan sahabat.”
Sayidina Uwais Al Qorni berkata pada Sayidina Ali dan Sayidina Umar, “Ya Ali, Ya Umar kalian tidak mengenal dari Rasulullah kecuali hanya bayangannya saja.”
Yang mengenal diri Rasulullah hanyalah Allah SWT.
Maulid Adhdhiya alami’ berarti cahaya yang berkilau. Cahaya yang berkilau ketika menyebutkan kisah Nabi Muhammad pembawa syafa’at.
Dalam Al-Quran ketika Allah menceritakan utusannya, dan Allah berfirman, “Ya Muhammad, Kami ceritakan kepadamu tentang kisah para utusan-utusan Kami, dengan tujuan agar Kami dapat mengokohkan hatimu di dalam keimanan.”
Itu semua kisah para nabi mengokohkan keimanan Nabi Muhammad SAW. Dan bagaimana dengan kisah Nabi itu sendiri? Tentu akan membuat iman menjadi kokoh dan hati menjadi kuat ketika menyebutkan nama Nabi Muhammad SAW.
Mengapa kita bersalawat atas Nabi Muhammad? Sebab Allah memerintahkannya. Bahkan Allah berfirman di dalam Al-Quran, “Sesungguhnya Allah dan para malaikatnya senantiasa tak henti-hentinya bersalawat kepada Rasulullah SAW.”
Siapakah gerangan Nabi Muhammad SAW? Sampai Allah dan para malaikatnya bersalawat atasnya? Dialah Nabi Muhammad SAW. Pertanyaan ini tidak ada yang bisa menjawabnya kecuali Allah SWT.
Allah hanya ingin membagi keberkahannya, Allah berfirman, “Hai orang-orang yang beriman masuklah dalam kelompok (kelompok Allah dan para malaikat) yang bersalawat dan salam untuk Nabi Muhammad SAW.” Allah amat menyayangi makhluknya. Dan panggilan ini hanya untuk orang-orang beriman. Artinya semakin kokoh keimanan seseorang, maka semakin banyak ia bersawalat atas Nabi Muhammad SAW.
Orang yang bersalawat atas Nabi tidak akan rugi, Rasulullah bersabda, “Barang siapa yang bersalawat atasku 1x maka Allah akan bersalawat atasnya 10x.”
Imam Al-Hadad menyebutkan bahwasanya para ulama berkata, “Satu salawat dari Allah cukup untuk seorang hamba dunia dan akhirat.”
Sayidina Imam bin Athaillah bin Al-Askandari yang berasal dari Iskandariah berkata, “Siapa yang tidak memiliki amalan solat dan puasa yang banyak untuk menghadap Allah di hari kiamat, maka hendaknya ia perbanyak salawat serta salam kepada Nabi Muhammad SAW.”
Sesungguhnya apabila engkau melakukan ketaatan kepada Allah seumur hidupmu, bahkan Allah berikan di atas umurmu adalah umurnya seluruh manusia untuk digunakan dalam ketaatan kepada Allah. Maka sesungguhnya lebih hebat 1 salawat dari Allah SWT.
“Salawat kepada Rasulullah adalah pintu yang akan menyampaikan kita kepada keridhoan Allah SWT.”
Orang yang tidak memiliki guru untuk menyampaikan dirinya kepada Allah, maka jadikan salawat atas Nabi sebagai guru yang akan menyampaikan dirinya kepada Allah SWT.
Rasulullah bersabda, “Orang yang paling berhak denganku, yang paling kuperhatikan, yang paling aku sayang, dan yang paling aku cintai adalah orang yang paling banyak salawat kepadaku.”
Khususnya salawat di hari Jumat, malam Jumat.
Diriwayatkan dalam hadits Imam Abu Daud, Rasullah bersabda, “Ketahuilah, hari yang paling mulia diantara hari-hari lain adalah hari Jumat. Karena itu perbanyaklah untukku salawat serta salam di hari Jumat. Karena sesungguhnya salawat kalian beritanya disampaikan kepadaku.”
Disini terlihat bahwa Rasulullah mengajarkan kita untuk mengkhususkan waktu tertentu untuk ibadah tertentu.
Jangan menganggap remeh salawat, karena sesungguhnya salawat tersebut terdengar oleh Nabi Muhammad SAW. Di dunia terdapat malaikat yang mencatat dan menyampaikan tiap-tiap orang yang bersalawat atas Nabi.
Biasakan untuk bersalawat kepada nabi, dan biasakan untuk berucap “Allahumma shali wa salim wa baarik alaih” setiap kali mendengar nama Muhammad diucapkan. Sebagaimana dalam riwayat Imam Ahmad, Rasulullah mengatakan, “Orang yang pelit adalah orang yang disebutkan namaku (Nabi Muhammad) dihadapannya maka dia tidak bersalawat kepadaku.”
Dikutip dari Ceramah Al Habib Ahmad bin Novel bin Jindan pada Majelis Silaturahmi Gabungan, 29 November 2014
Assalamu ‘alaikum, kepada admin ana mohon semua artikel atau tulisan, dibuat juga versi PDF, syukron
Waalaikum salam
Insyaallah..
Terimakasih atas masukannya