Jalsatul Itsnain Masjid Al Munawar 3 Muharram 1436 H/27 Oktober 2014
Disarikan dari ceramah AlHabib Muhammad Al Bagir bin Alwi bin Yahya di Jalsatul Itsnain Masjid Al Munawar 3 Muharram 1436 H/27 Oktober 2014
DARI WHATSAPP (Versi TULISAN ARTIKEL)
Ketika Rasulullah SAW sampai di Madinah, Rasulullah SAW terus berjuang di jalan Allah SWT, mengajak umatnya selalu berjalan di jalan Allah dan Alhamdulillah buah dari perjuangan Rasulullah SAW terasa sampai detik ini. Setelah menyambut tahun baru, jangan kita lupakan bahwa kita telah menutup tahun yang lama, satu tahun kita lewati, kita harus punya perhitungan atas diri kita.
Sayyidina Umar bin Khatab mengatakan, “Perhitungkanlah diri kalian sebelum diperhitungkan oleh Allah”. Kita yang semestinya punya perhitungan, apa yang sudah bertambah dari amal kebaikan kita.Jika kita bicarakan 1 tahun, 2 tahun kita lewati. Jangankan tahun, hari demi hari yang kita lewati, hingga kita berumur 20, 30, atau lebih dari 40 tahun, kita perlu tanyakan apa yang bertambah dari amalan kebaikan dan ibadah kita kepada Allah SWT. Jangan hanya kita memperhitungkan atau berpikir “besok kita mau makan apa?” atau “besok mau pakai pakaian apa?”. Banyak orang yang hanya berpikir tentang makanan, pakaian, harta, emas, perak, uang, popularitas dan jabatan. Mereka memikirkan hal-hal tersebut, namun mereka tidak pernah berpikir, bagaimana agar bertambah amal ibadah mereka kepada Allah SWT, dan mereka juga tidak pernah berpikir, bagaimana mereka bisa dicintai Allah SWT. Inilah yang semestinya kita pikirkan dengan hadirnya kita di majelis yang seperti ini, bagaimana kita berusaha untuk kita menjadi hamba Allah yang paling dicintai oleh Allah SWT. Sebagaimana di dalam hadist dikatakan : “Tempat yang paling dicintai oleh Allah dari suatu wilayah adalah mesjid-mesjidnya”.
Kenapa dicintai?, karena masjid adalah tempat kita ta’at kepada Allah SWT. Ini yang kita harapkan, agar kita berkumpul ramai-ramai semuanya, yang di dalam masjid atau di luar masjid, yang di jalan semua berharap kita dijadikan hamba-hamba yang dicintai Allah SWT. Orang-orang yang dicintai oleh Allah SWT akan dimuliakan, sebagai mana di dalam hadist Imam Bukhori dan Imam Muslim bahwasanya dinyatakan oleh Rasulullah SAW “jika Allah mencintai hambanya, Allah akan memanggil Malaikat Jibril, Wahai Jibril aku cinta pada si fulan ini, maka cintai dia”.
Pertama Allah SWT mencintainya, kemudian Allah memerintahkan Malaikat Jibril untuk mencintainya juga. Apa ini cinta dari Allah? dengan berharap kita juga bisa Al-Mahabbah, apa Al-Mahabbah?, yaitu kita menginginkan kebaikan atasnya. Ketika seseorang yang mengatakan dia cinta kepada seseorang, maka makna cinta sebenarnya adalah menginginkan orang tersebut mendapatkan kebaikan, dan itu baru yang dinamakan cinta. Bukan seperti yang banyak diartikan oleh orang-orang dijaman sekarang, yang mengartikan cinta. mereka mengaku cinta tapi merusak dan menghancurkan kehidupan orang lain. Hai para pemuda pemudi yang ada di jaman sekarang, yang mereka hancur, mereka tenggelam dalam kemaksiatan dan syahwat mereka, dan mengatakan ini cinta, ini cinta, padahal itu bukan cinta, itu nafsu dan syahwat dari syaiton.
Cinta yang sebenarnya adalah menginginkannya kebaikan dan mengajaknya pada kebaikan, mengajak pada yang halal dan menjauhkan dari yang haram, inilah yang dinamakan cinta. Kemudian jika kita katakan di dalam hadist “Allah mencintai hamba-Nya” Apa maknanya cinta Allah, cinta-Nya Allah adalah Allah SWT akan memberikan kemuliaan untuk hamba-Nya. Kemudian Allah SWT akan mengutamakan hamba-Nya, kemudian Allah SWT akan memberikan nikmat yang terus menerus untuk hamba-Nya, kemudian Allah SWT akan memberikan pengampunan untuk hamba-Nya, inilah cinta-Nya dari Allah SWT kepada hamba-Nya. Oleh karena itu kita berharap kita dicintai oleh Allah SWT. Ketika seseorang dicintai Allah SWT, bukan hanya Allah yang mencintainya, namun Allah SWT juga memerintahkan Malaikat Jibril untuk mencinta hamba tersebut. Untuk apa Allah SWT memerintahkan Malaikat Jibril untuk mencintai seorang hamba? Padahal bila seseorang telah mendapatkan cinta Allah SWT, dia sudah tidak memerlukan cinta selain-Nya.
Hal tersebut dikarenakan Allah hendak membanggakan hamba tersebut dihadapan Malaikat Jibril ,”Ya Jibril ini adalah hambaKu yang paling Aku cintai, maka cintai dia”. Kemudian bukan hanya Malaikat Jibril, namun dipanggil lagi Malaikat Jibril untuk memerintahkan seluruh penduduk langit-Nya Allah untuk mencintai hamba tersebut. “Hai penduduk langit, Allah mencinta hamba-Nya ini, maka cintai dia. Siapa seluruh penduduk langit? Mereka adalah arwahnya para nabi, para sholihin, para malaikat yang ada di langit-Nya Allah dan para makhluk- makhluk-Nya Allah yang kita tidak pernah mengetahuinya. Kemudian apa yang didapatkan dari cintanya malaikat dan penduduk langit? Cinta dari mereka adalah berupa permintaan pengampunan dosa untuk hamba Allah, karena mereka senantiasa beristighfar minta pengampunan untuk hamba Allah yang dicintai. Bukan hanya itu, mereka para penduduk langitnya Allah SWT juga senantiasa menyambut gembira setiap catatan amal baik kita kehadirat Allah SWT. Bahkan ketika sakaratul maut, mereka para malaikat akan menyambut kita, dengan apa mereka menyambut kita? Dengan keberkahan dan cintanya Allah SWT, wallahu a’lam.
1