Khotm Al Bukhori di Al Fachriyah
Ceramah Al Habib Ahmad bin Novel bin Salim bin Jindan
Acara Khotm Kitab Sohih Al Bukhori di Yayasan Al Fachriyah
Malam Jum’at 12 Rajab 1436 H / 30 April 2015 H
محمد سيد الخلق الذي امتلأت من نور الأرض و السبع السماوات
أسرى به الله من أرض الحجاز إلى أن قبلت نعله الحجب الرفيعة
أدناه من قاب قوس حين كلمه بالغيب من بعد ما قال التحيات
Kita bersyukur kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, di malam jumat yang berkah pada bulan suci rajab yang mulia, saat-saat turun rahmat dan anugerah dari Allah Subhanahu wa Ta’ala, ketika mengkhatamkan kitab Shohih Al-Bukhori dan berdzikir serta bershalawat kepada Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Aalihi wa Shahbihi wa Sallam. Mudah-mudahan perkumpulan ini diberikan keberkahan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala dan tanpa diragukan, Insyaallah segala do’a diijabah oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Kitab Shohih Al-Bukhori merupakan kitab yang sangat agung, dinyatakan oleh para ulama bahwa kitab Shohih Al-Bukhori merupakan kitab yang paling shohih/akurat/sah/benar setelah Al-Qur’an. Kitab Shohih Al-Bukhori dikumpulkan oleh Pemimpin Para Muhadditsin Abu Abdullah Muhammad bin Ismail bin Ibrahim bin Mughiroh Al-Bukhory Al-Ju’fi (mudah-mudahan kita mendapatkan keberkahan dari beliau). Sejak balita, beliau sudah mengenal kecintaan sejati kepada Rasulullah Shallallahu A’laihi wa Aalihi wa Shahbihi wa Sallam. Kecintaan sejati bukan sekedar pengakuan tanpa bukti, namun kecintaan yang dibuktikan dengan pengorbanan dan perjuangan di dalam mengumpulkan serta merangkum hadits-hadits Nabi Muhammad Shallallahu A’laihi wa Aalihi wa Shahbihi wa Sallam.
Sebagaimana dikutip dalam catatan Al-Imam Al-‘Arif Billah Al-Habib Ahmad bin Ali bin Ahmad bin Abdullah bin Thalib Al-Atthas, Al-Habib Ali bin Muhammad Al-Habsyi menceritakan bahwa ada dua orang yang sedang berjalan di kampung yang ditempati oleh Al-Imam Al-Bukhari, yang ketika itu Ak-Imam Al-Bukhari masih sangat muda (berusia sekitar 7-11 tahun). Ketika mereka berjalan sambil berbincang-bincang satu sama lain, mereka melihat Al-Imam Bukhari yang sedang bermain ditepi jalan bersama teman-teman seusianya. Salah satu dari dua orang itu mengenal Al-Imam Al-Bukhari kecil, kemudian dia berkata kepada sahabatnya, “Wahai sahabatku, lihatkah engkau anak di tepi jalan sana yang sedang bermain? Dia anak yang luar biasa, anak sekecil itu sudah hafal 1.000 hadits Nabi Muhammad SAW dengan sanadnya.” Ternyata Al-Imam Al-Bukhari mendengar perbincangan mereka, kemudian menghampiri mereka seraya berkata, “Kalian mengatakan bahwa aku anak kecil yang baru menghafal 1000 hadits, dan kalian kagum? Kalian salah. Aku tidak hafal 1.000 hadits, tetapi lebih dari 10.000 hadits Nabi Muhamma Shallallahu ‘Alaihi wa Aalihi wa Shahbihi wa Sallam.” Beliau, usia sekitar 7-11 tahun telah mencapai kedudukan yang sangat tinggi. Beliau habiskan seluruh hidupnya untuk mengumpulkan dan merangkum hadits-hadits Nabi Besar Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Aalihi wa Shahbihi wa Sallam lengkap beserta sanadnya. Usia semuda itu beliau telah menghafal ratusan ribu hadits Nabi Muhammad beserta sanadnya, maka bagaimana ketika beliau telah mencapai usia tuanya?
Al-Imam Al-Hafidz Ibnu Hajar Al-Asqolani menyebutkan tentang sejarah hidup Al-Imam Bukhari dalam kitab Fathul Baari. Saat Al-Imam Bukhari di usia tuanya sedang duduk dengan sahabatnya, sahabatnya menceritakan masa lalu mereka ketika sedang menuntut ilmu di hadapan gurunya yaitu Al-Imam Ishak ibnu Rahawaih “Wahai imam, Muhammad bin Ismail. Ingatkah engkau ketika kita dahulu menuntut ilmu kepada Al-Imam Ishak? ketika engkau datang masuk ke majelis, sang guru dengan bangga berkata ~Lihatlah, muridku, Muhammad bin Ismail. Dia datang seakan-akan 70.000 hadits Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Aalihi wa Shahbihi wa Sallam masuk ke dalam majelis ini~.” Al-Imam Bukhari tersenyum mendengarnya dan berkata, “Benar, dahulu aku memang masih muda sehingga beliau berbangga. Namun jika beliau melihat keadaanku sekarang ini, beliau tidak akan mengatakan seperti itu, tetapi beliau akan mengatakan ~200.000 hadits Nabi Muhammad SAW beserta sanadnya telah masuk ke dalam majelis ini~.”
Inilah mereka para ulama, para shalihin, yang menghabiskan seluruh umur mereka di dalam kecintaan sejati kepada Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Aalihi wa Shahbihi wa Sallam. Dari sekian banyak hadits beserta sanad yang mereka hafal, diambilah oleh Al-Imam Al-Bukhari yang paling shohih, kemudian dirangkum dalam kitab Shohih Al-Bukhori. Ulama mengatakan bahwa di dalam pembacaan kitab Shohih Al-Bukhori, pintu langit dibuka, do’a dan segala harapan diijabah serta segala bala diangkat oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Syaikhuna Al-Habib Zain bin Ibrahim bin Sumaith ketika beberapa tahun yang lalu bersama guru kami yaitu Al-Habib Salim bin Abdullah bin Umar Asy-Syathiri datang ke tempat ini (Yayasan Al-Fachriyah), saat khotm kitab Shohih Al-Bukhari pada bulan suci Rajab. Beliau (Al-Habib Zain) menceritakan bahwa yang pertama me-sunnah-kan atau yang membuat tradisi pembacaan kitab Shohih Al-Bukhori pada bulan suci Rajab adalah Al-Hafidz Al-Imam Abdurrahman Ad-Diba’i di Kota Zabid. Inilah sunnah atau tradisi pertama yang dilakukan di dalam pembacaan kitab Shohih Al-Bukhari secara khusus pada bulan suci Rajab.
Mereka sangat mengagungkan hadits Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Aalihi wa Shahbihi wa Sallam. Sehingga ketika pertama kali kitab Fathul Baari masuk ke Negeri Yaman, Sulthan beserta seluruh penduduk Yaman dan khususnya para ulama yang ada di Zabid, mengadakan acara sambutan secara besar-besaran demi menyambut kedatangan kitab Fathul Baari yang menjelaskan tentang kitab Shohih Al-Bukhori. Seluruh kota dihias demi mengagungkan hadits Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Aalihi wa Shahbihi wa Sallam. Seperti inilah bentuk pengagungan mereka terhadap hadits Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Aalihi wa Shahbihi wa Sallam.
Al-Imam Abu Zur’ah (seorang muhaddits besar), ketika datang ke kampung mereka salah satu cucu dari Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Aalihi wa Shahbihi wa Sallam yaitu Al-Imam Ali Ridho bin Musa Al-Kazhim bin Ja’far As-Shodiq bin Muhammad Al-Baqir bin Ali Zainal Abidin ibn Husein ibn Ali ibn Abu Thalib. Sebagaimana diceritakan oleh Al-Habib Ali bin Muhammad Al-Habsyi dalam kitab Qunuz As-Sa’adah Al-Abadiyah, ketika itu diadakan sambutan secara besar-besaran. Lebih dari 10.000 ahli hadits berkumpul demi menyambut Al-Imam Ali Ridho. Juru bicara saat itu adalah Al-Imam Abu Zur’ah, beliau berkata kepada Al-Imam Ali Ridho, “Wahai Imam, engkau adalah cucu Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Aalihi wa Shahbihi wa Sallam. Kami mohon agar engkau membuka tiraimu (Al-Imam Ali Ridho mengendarai kendaraannya dan tertutup dengan tirai), kami ingin melihat wajahmu, wajah yang mengingatkan kepada wajah Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Aalihi wa Shahbihi wa Sallam.” Kemudian dibukalah tirai tersebut. Ketika mereka melihat wajah yang agung, wajah yang disebutkan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala di dalam Al-Qur’an “Wajah yang bercahaya yang melambangkan rasa tawadhu, penghambaan kepada Allah, yang mengingatkan tentang Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Aalihi wa Shahbihi wa Sallam.” Semua yang memandang, menangis menjerit teringat akan Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Aalihi wa Shahbihi wa Sallam.
Al-Imam Abu Zur’ah berkata kepada Al-Imam Ali Ridho, “Tolong perdengarkan kepada kami hadits dari kakekmu Rasulullah SAW yang engkau dengar dari ayah dan kakek-kakekmu sampai kepada Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Aalihi wa Shahbihi wa Sallam.” Maka saat itu juga Al-Imam Ali Ridho membawakan di hadapan mereka hadits beserta sanadnya, yang kemudian dicatat oleh lebih dari 10.000 tinta, mereka menulis apa yang dikatakan oleh Al-Imam Ali Ridho. Beliau berkata,
حدثني أبي موسى الكاظم قال حدثني أبي جعفر الصادق قال حدثني أبي محمد الباقر قال حدثني أبي علي زين العابدين قال حدثني أبي الحسين السبط قال حدثني أبي عليابن أبي طالب قال حدثني حبيبي و قرة عيني رسول الله صلى الله عليه و سلم عن جبريل عن ميكائيل عن اسرافيل عن رب العزة قال:
لا إله إلا الله حصني و من قال لا إله إلا الله دخل حصني و من دخل حصني أمن من عذابي
Telah memberitahukan kepada ayahku Musa Al Kadzim bahwasanya telah memberitahukan kepadaku ayahku Ja’far Ash Shodiq bahwasanya telah memberitahukan kepadaku ayahku Muhammad Al Baqir bahwasanya telah memberitahukan kepadaku ayahku Ali Zainal Abidin bahwasanya telah memberitahukan kepadaku ayahku Al Husain bahwasanya telah memberitahukan kepadaku ayahku Ali bin Abi Tholib bahwasanya telah memberitahukan kepadaku kekasihku dan kecintaan mataku Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Aalihi wa Shahbihi wa Sallam dari Jibril dari Mikail dari Israfil dari Allah Tuhan Alam semesta berfirman, “Kalimat laa ilaaha illallah adalah benteng-Ku, yang mengatakan laa ilaaha illallah maka ia masuk ke dalam benteng-Ku, dan yang masuk ke dalam benteng-Ku maka akan selamat dari siksa-Ku.”
Pembacaan kitab Shohih Al-Bukhori dibacakan oleh para ulama dengan niat mereka yang berbagai macam. Salah satu niat yang terbesar adalah agar Allah Subhanahu wa Ta’ala mengangkat segala bala dan musibah yang menimpa kaum muslimin. Dahulu para mujahidin fii sabilillah berjihad di jalan Allah Subhanahu wa Ta’ala dengan sebenar-benarnya jihad. Shollahudin Al-Ayubi dan para mujahidin lainnya ketika membebaskan Baitul Maqdis dari tangan orang-orang kafir, mereka bertempur di medan perang demi menegakkan agama Allah Subahnahu wa Ta’ala. Disaat yang sama mereka memohon kepada para ulama diberbagai penjuru untuk membacakan kitab Shohih Al-Bukhari, mengharap pertolongan dan kemenangan dari Allah Subhanahu wa Ta’ala. Hingga tidak selesai pembacaan kitab Shohih Al-Bukhori, melainkan kemenangan diberikan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Melihat keadaan umat islam saat ini diberbagai penjuru, darah mereka ditumpahkan, nyawa mereka melayang, pertempuran satu sama lain, dipecah dan diadu domba satu sama lain, kemaksiatan yang tersebar, kedengkian, hasud, penyakit dan berbagai macam lainnya. Di malam hari ini dalam acara khotm kitab Shohih Al-Bukhori, kita memohon kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala agar mengangkat segala kemaksiatan yang menjadi penyebab turunnya bala dan musibah yang menimpa seluruh ummat islam diberbagai penjuru dunia, dan agar diberikan kemenangan yang terbesar dari Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Disebutkan nama-nama yang ada dalam kitab Shohih Al-Bukhori dari periwayat hadits, setiap nama dapat membuka pintu langit. Salah seorang sahabat yang bernama Imran bin Hushoin, ketika namanya disebut maka do’a diijabah oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala sebagaimana dinyatakan oleh para ulama. Satu nama dari sahabat, bagaimana dengan puluhan, ratusan, dan ribuan sahabat disebutkan, para periwayat hadits, yang setiap orang dari mereka adalah manusia yang bertakwa kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dengan sebenar-benarnya takwa.
Di antara yang dicatat dari apa yang disampaikan oleh Al-Habib Ali bin Muhammad bin Husein Al-Habsyi, penulis maulid shimtudduror yang barusan do’a khotm kitab Shohih Al-Bukhori adalah do’a beliau, yang terucap dari lisan suci beliau, yang telah mengenal jalannya hingga kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Dalam acara khotm Shohih Al-Bukhori di Kota Sewun saat itu, beliau memberi kabar gembira kepada yang hadir seraya berkata, “Aku melihat Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Aalihi wa Shahbihi wa Sallam ikut hadir dalam acara khotm Shohih Al-Bukhori, dan aku melihat beliau Shallallahu ‘Alaihi wa Aalihi wa Shahbihi wa Sallam membagikan lempengan emas kepada setiap yang hadir. Setiap lempengan emas tertulis ~pembebasan dari api neraka~.” Mudah-mudahan kita dibebaskan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala dari api neraka, mudah-mudahan kita juga mendapatkan apa yang dahulu Allah Subhanahu wa Ta’ala bagikan kepada orang-orang yang hadir dalam perkumpulan Al-Habib Ali Al-Habsyi. Tidak diragukan, perkumpulan kita pada malam hari ini bersambung kepada para Awliya Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Yang hadir di tempat ini insyaallah semua do’anya diijabah oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala, yang tidak hadirpun mudah-mudahan juga mendapatkan keberkahan berkat perkumpulan ini dan berkat Al-Imam Bukhori juga berkat Nabi Muhammad Shallalllahu ‘Alaihi wa Aalihi wa Shahbihi wa Sallam sehingga segala harapan dikabulkan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Saya, mewakili Syaikhuna Al-Habib Jindan bin Novel bin Salim bin Ahmad bin Jindan dan mewakili keluarga besar Al-Walid Al-Habib Novel bin Salim bin Ahmad bin Jindan, mengucapkan ribuan terimakasih atas kehadiran antum ke tempat ini. Mudah-mudahan kita mendapatkan perhatian khusus dari Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Aalihi wa Shahbihi wa Sallam, setiap langkah yang antum langkahkan ditulis pahala oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala, serta pulang membawa keberkahan, rahmat, khusnul khatimah, dan membawa do’a yang diijabah oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Al-Habib Ahmad bin Novel bin Salim bin Jindan