Seorang sosok manusia yang belum pernah saya dapati seorangpun semacam beliau. Wibawa, akhlaq, kasih sayang, tawadhu, kedermawanan dan segala sifat mulia yang agung melekat dalam dirinya.
Seperti yang digambarkan Al Imam Al Bushiry dalam Hamziyahnya tentang Rasulullah SAW:
رحمة كله و حزم و عزم و وقار و عصمة و حياء
معجز القول و الفعال كريم الخلق و الخلق مقسط معطاء
Dari ujung rambut hingga ujung kakinya hanyalah Kasih sayang, Kedisiplinan, Semangat yang membara, Kewibawaan, Kesucian, Dan rasa malu
Ucapan yang penuh makna, Perilaku yang bijaksana, Akhlaq yang sempurana, Ketampanan dan keanggunan, keTelitian, Dan gemar memberi.
Inilah yang saya lihat dari kakek saya, ayah dari ibunda tercinta. al Habib Muhammad bin Ali bin Abdurahman Al Habsyi, guru dan panutan terbaik bagi saya.
Tidak pernah mengenal kedengkian dan kebencian, tidak pernah membalas cacian dengan cacian, seumur hidupnya belum pernah lisannya berucap hal yang dimurkai Allah. Pencaci mencacinya di depan umum, dan tidak selesai mencaci melainkan hadiah dan pemberian serta penghormatan besar telah Al Habib Muhammad persembahkan kepada pencacinya.
Seluruh hidupnya beliau habiskan untuk berkhidmah kepada umat walau ia harus mengorbankan dirinya, nama besarnya, harta dan bendanya.
Beliau wafat dan usia saya sekitar sebelas atau dua belas tahun. Namun hingga detik ini wajah beliau yang berwibawa dan penuh kasih selalu dalam ingatan dan benak saya.
Betapa besarnya harapan saya melihat beliau tersenyum bangga kepada saya, kakak saya serta saudara-saudara kami dan anak-anak kami. Mungkin itulah harapan besar saya kepada beliau. Mudah-mudahan Allah mewujudkan segala harapan kami.