Al Habib Abdullah bin Alawi Al Haddad berkata di dalam kitab Nasoih Ad Diniyyah tentang Puasa di bulan Ramadhan tentang Adab dan tata tertib puasa:
Perihal Puasa
Ketahuilah, wahai saudara-saudaraku kaum Muslimin, semoga-semoga Allah menolong kami dan kamu ke jalan yang mudah, dan menjauhkan kami sekalian dari jalan yang susah, serta mengampunkan kita sekalian di akhirat, juga di dunia, amin.
Bahwasanya bulan Ramadhan itu adalah suatu bulan yang tinggi darjat dan besar martabatnya di sisi Allah dan RasulNya, dan dia juga menjadi penghulu segala bulan. Padanyalah Allah memfardhukan puasa atas kaum Muslimin, dan dicatatkannya sebagai wajib yang tidak boleh ditinggalkan.
Firman Allah Ta’ala:
يايها الذين ا منوا كتب عليكم الصيام كما كتب على الذين من قبلكم لعلكم تتقون )البقرة : 183)
“Wahai orang-orang yang beriman! Telah diwajibkan atas kamu berpuasa, sebagaimana telah diwajibkan ke atas umat sebelum kamu, moga-moga kamu bertaqwa.” (AI-Baqarah: 183)
Di dalam bulan Ramadhan juga, Allah S.W.T. telah menurunkan Kitab SuciNya (AI-Quran), dan dipilih di antara malam-malamnya suatu malam Lailatul-qadr, yang mana malam tersebut adalah lebih utama dari seribu bulan. Seribu bulan ialah kira-kira 83tahun. Coba anda renungkan kirannya itu, dan renungkan didalam fikiranmu, malam apakah itu yang muliakan oleh Allah s.w.t. lebih baik dan lebih utama dari masa yang begitu panjang sekali.
Firman Allah Ta’ala:
شهر رمضان الذي انزل فيه القران هدى لناس وبينت من الهدى ولفرقان (البقرة : 185)
“Bulan romadhan adalah bulan yang di dalamnnya diturunkan al qur’an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan yang mengenai petunjuk itu (antara yang benar dan batil).” (Al-Baqarah: 185)
Kemudian Allah Ta’ala berfirman pula:
انا انزلنه في ليليةالقدر(1) وما ادرك ما ليلة القدر(2) ليلة القدر خير من الف شهر(3) تنزل الملئكة والروح فيها باذن ربهيم من كل امر(4) سلم هي حتى مطلع الفجر(5)
“Sesungguhnya kami telah menurun kan nya (Al qur’an) pada malam Lailatul qodar dan tahukah kamu apakah malam kemulian itu.malam kemulian itu lebih baik dari pada seribu bulan pada malam itu turun para malaikat dan ruh(jibril) dengan izin tuhannya untuk mengatur semua urusan sejahtera lah malam itu sampai terbit fajar. ” (Al-Qadr: 1-3)
Meneruskan firman Allah Ta’ala di atas, kita maklum bahwa AI-Quran itu telah diturunkan pada bulan Ramadhan, kemudian ia diturunkan sekali lagi pada malam Lailatul-qadr sebagai tanda khususiahnya.
Bermula turunnya Al-Quran dari Lauh Mahfuzh ke Baitul-Izzah di langit dunia. AI-Quran mula diturunkan sekaligus dari Lauh Mahfuzh ke Baitul-Izzah, dan sesudah itu diturunkan pula oleh Jibril a.s. ke pada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam dengan perintah Allah S.W.T. satu persatu dalam masa 23 tahun. ltulah masa turunnya wahyu atas Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam Baginda menerima wahyu dari Allah Ta’ala ketika berumur 40 tahun, dan telah wafat pula ketika berumur 63 tahun. Demikianlah menurut kata ulama muhaqqiqin dari para salaf dan khalaf.
Kelebihan bulan Ramadhan
Mengenai kelebihan bulan Ramadhan, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam telah bersabda:
رمضان إلى رمضان، والجمعة إلى الجمعة، والصلاة إلى الصلاة، مكفرات لما بينهن إذا اجتنبت الكبائر.
“Bulan Ramadhan ke bulan Ramadhan, dan hari Jum’at ke hari Jum’at, dan satu shalat ke shalat yang lain menjadi penebus dosa di antara keduanya, selama dijauhi segala dosa besar. “
Bersabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam mengenai bulan Ramadhan:
هو شهر الصبر، والصبر ثوابه الجنة.
“Bulan Ramadhan itu ialah bulan kesabaran, dan ganjaran kesabaran ialah masuk surga. “
Sabdanya lagi:
أوله رحمة، وأوسطه مغفرة، وآخره عتق من النار.
“Permulaan (bulan Ramadhan) rahmat, Pertengahnya pengampunan, dan akhirnya merdeka dari api neraka.”
Sesungguhnya Allah Ta’ala kerap memerhatikan kaum Muslimin pada malam pertama dari bulan Ramadhan. Barang siapa yang mendapat perhatian Allah Ta’ala niscaya tidak disiksaNya. Dan seterusnya Dia mengampunkan mereka pada malam akhir dari bulan Ramadhan.
Berkata Jibril a.s. kepada Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam :
من أدرك رمضان فلم يغفرله، أبعده الله. قل آمين. فقال رسول الله صلى الله عليه وسلم آمين.
“Barang siapa yang menemui bulan Ramadhan sedang ia tiada diampuni Allah Ta’ala, niscaya ia akan dijauhi Allah dari rahmatNya. Katakanlah amin! Maka Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam berkata: Amin.”
Sebabnya begitu ialah, pada bulan Ramadhan lebih mudah dicetuskan sebab-sebab mendapat pengampunan dari bulan-bulan yang lain. Lantaran itu tiada seseorang yang diharamkan memperoleh keampunan pada bulan itu, melainkan ia terlalu banyak memalingkan diri dari Allah Ta’ala, dan sangat berat penentangannya, maka sebab itulah ia telah dijauhkan dan diusir dari pintu Allah.
Kami memohon perlindungan dan keselamatan dari kemurkaan Allah Ta’ala dan siksaanNya serta segala bala’ bencanaNya.
Ada sebuah riwayat menyebut, bahwa semua pintu langit dan pintu surga dibuka pada setiap bulan Ramadhan,dan manakala pintu pintu neraka di tutup. Semua iblis dan syaitan dirantai, kemudian diseret untuk dilontarkan ke dalam laut, supaya mereka tidak dapat mengacau kaum Muslimin dan merusakkan puasa dan bangun malam mereka. Pada setiap malamnya pula, ada suatu suara menyeru: Siapa yang mau kebaikan, mari! Siapa yang mahu kejahatan, merambuslah!
Riwayat yang lain pula mengatakan: Siapa yang mendekatkan diri kepada Allah Ta’ala dengan suatu shalat fardhu dalam bulan Ramadhan, sama diimbangi dengan tujuh puluh shalat pada selain bulan. Siapa yang mendekatkan diri dengan suatu sunnat,sama diimbangi dengan suatu shalat fardhu pada selainnya.
Jelaslah, bahwa shalat sunnat dalam bulan Ramadhan dikira sama tingkatnya dengan shalat fardhu pada selain bulan dan segi pahalanya. Sedang shalat fardhu pula dilipat-gandakan pahalanya ke atas fardhu-fardhu yang biasa ditunaikan pada selain bulan Ramadhan sampai tujuh puluh kali ganda.
Bersabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam:
من صام رمضان، وقامه إيمانا واحتسابا، غفر له ما تقدم من ذنبه.
“Siapa berpuasa Ramadhan dan berjaga malamnya dengan penuh kepercayaan dan ketulus-ikhlasan, niscaya diampunkan segala dosanya yang telah lalu”.