Kutipan Ceramah Habib Umar Bin Muhammad Bin Salim Bin Hafidz Di Jalsatul Itsnain Alkubra Di Monas 24 Muharram 1436 H/ 17 November 2014 M
KISAH TIGA PEMUDA DI PERANG KHAIBAR
Mari kita mengingat kenangan tiga orang yang hadir di peperangan Khaibar bersama Nabi Muhammad SAW. Dua dari tiga orang tersebut meraih kejayaan yang terbesar dari Allah karena mereka ikhlas dan tulus di dalam cintanya. Adapun yang satu orang lagi tertipu dengan kehidupan dunia, sehingga sebelum masuk surga dia harus dibakar api neraka.
Dikisahkan satu orang diantara mereka hadir peperangan bersama Nabi Muhammad SAW dan selepas peperangan tersebut, Nabi Muhammad shallahu ‘alaihi wa aalihi washihbihi wasallam mencari di mana orang itu, maka ketika dicari, orang tersebut sedang membagi bagiannya yang dia dapatkan dari rampasan perang kepada orang yang berada di dalam kemah mereka. Ketika orang yang diutus oleh Nabi Muhammad SAW membawa ghanimah harta rampasan perang kepada orang tersebut maka orang tersebut bertanya, “Apa ini?”. Maka utusan tersebut berkata, “ini titipan dari Rasulullah yang aku bawakan kepadamu”. Orang tersebut mengatakan, “Rasulullah yang menyampaikan ini kepadamu dan kau sampaikan ini kepadaku?”, kemudian dijawab, “iya”. Maka dia membawa harta tersebut ke hadapan Rasulullah, “Ya Rasulullah, apa ini?”. Rasul menjawab, “ini adalah bagianmu, harta rampasan perang yang kita dapat dari peperangan, ini bagianmu aku berikan”. Maka dia mengatakan kepada Rasulullah, “wahai Nabi Muhammad, bukan untuk ini aku mengikutimu, aku mengikuti engkau bukan karena hal ini”. Maka Nabi Muhammad berkata, “untuk apa tujuanmu mengikutiku?”. Orang itu menjawab, “tujuanku mengikuti engkau agar anak panah mengenai tenggorokkanku ini dan aku mati masuk ke dalam surga, itu tujuanku”. Maka Nabi memandang pada wajah orang itu dan Nabi melihat ciri-ciri kesungguhan pada wajah orang tersebut. Maka Rasulullah SAW berkata, “apabila engkau tulus dan sungguh-sungguh akan ucapanmu, maka Allah akan menjadikannya nyata”. Maka dia pun masuk di dalam pertempuran berikutnya dalam peperangan itu. Dia terbunuh dengan anak panah di tempat yang dulu dia tunjuk. maka dibawa ke hadapan Rasulullah SAW, “apa benar letaknya benar sesuai yang ditunjuk itu?” tanya Rasulullah. “Itu adalah orang badui tersebut Ya Rasulullah”, jawab orang tersebut. Maka Rasulullah SAW berkata, “dia bersungguh-sungguh kepada Allah, maka Allah mewujudkan keinginan orang tersebut”.
Adapun orang yang kedua terkena anak panah Yahudi, dan membunuhnya, orang-orang berkata, “beruntung orang ini karena dia mendapatkan mati syahid”. Maka Nabi berkata, “aku melihat darinya sorban atau pakaian yang membuatnya terbakar dari api neraka”. Para sahabat ketakutan, “dari apa ini Ya Rasulullah?”. Maka Rasulullah SAW ketika ditanya beliau menjawab, “penyebabnya adalah dia mengambil dari rampasan perang tanpa izin, tanpa dibenarkan oleh Allah SAW”. Tertipu dengan kelezatan dunia yang sesaat hingga dia mengambil api neraka dari tempat tersebut. Maka didapati pakaian tersebut berada di dalam peninggalan dan simpanan dia yang dia rampas, tanpa sebelumnya dibagikan oleh Nabi Muhammad. Maka Nabi Muhammad berkata, “betul ini dia yang menyala di dalam kuburnya membakar diri orang tersebut”.
Adapun orang yang ketiga ialah yang dikenal Zulbijadain. Beliau datang ke Madinah, menuju kepada Rasulullah beberapa waktu sebelum terjadinya peperangan di Khaibar. Pada saat itu Qabilah dari Zulbijadain adalah orang-orang kafir yang ketika dia mau berhijrah ke Madinah, dihalangi oleh mereka. Akhirnya dia mendapatkan kesempatan untuk melarikan diri, maka diapun lari membawa bekalnya. Diperjalanan dia berjumpa atau dihadang oleh orang-orang dari Qabilahnya. Mereka menghadang dan berkata, “kemana engkau pergi?Ayo pulang!”. Maka dia berkata kepada orang-orang tersebut, “untuk apa kalia menghalangi aku? Kalian tidak akan mengambil manfaat apapun dariku”. Beliau berkata, “bolehkah aku menebus diriku untuk pergi kepada Rasulullah dengan bayaran imbalan sema hartaku aku berikan, tapi biarkan aku berjalan menuju kepada Rasulullah”. Mereka menjawab, “betul kalau begitu seluruh hartamu yang ada di kampung halamanmu semua bawa kemari dan termasuk yang kau bawa saat ini”. Dia berkata, “ambil semuanya”. Maka mereka menjarah seluruh hartanya termasuk yang dia bawa hingga tidak tersisa melainkan dua pakaian lusuh untuk menutup di bawah pusarnya dan satu untuk menutup pundaknya. Dia pun sampai ke kota Madinah dengan tidak punya apa-apa kecuali dua pakaian lusuh tersebut. Saat itu para sahabat menamakan orang ini sebagai Zulbijadain, artinya “pemilik dua kain yang lusuh”. Dia dengan senang hati meninggalkan semua hartanya sebagai imbalan untuk dapat melihat wajah Nabi Muhammad SAW. Dia dahulu banyak berzikir kepada Allah dan suatu kali Nabi Muhammad lewat di bawah masjid dan terdengar suara Zulbijadain terdengar lantang berzikir kepada Allah. Beberapa sahabat ketika melihat orang ini dengan suara lantang berzikir kepada Allah mengatakan kepada Nabi Muhammad, “Ya Rasulullah aku khawatir orang ini dibuat-buat atau riya’ ingin dilihat orang”. Nabi ketika melihat itu mengatakan, “tidak! Akan tetapi orang ini selalu merujuk kepada Allah”. Beliau hadir peperang Khaibar bersama Rasulullah. Dalam perjalanan pulang itu, dia sakit dan meninggal dalam perjalanan pulang. Rasulullah SAW memerintahkan para sahabat untuk mengurus jenazahnya. Diantara para sahabat yang menggali kuburannya adalah Sayyidina Abubakar dan Sayyidina Umar. Ketika para sahabat hampir selesai menggali dan tinggal sedikit, Nabi Muhammad SAW turun ke dalam kubur dan merapikan kubur tersebut untuk dimasukkan ke dalam liang lahat. Rasulullah SAW pun mensholatkan jenazah Zulbijadain dan langsung turun dan masuk ke dalam liang kuburnya. Rasulullah berkata di dalam lubang kuburnya, “serahkan orang tersebut ketanganku!”. Maka Rasulullah sendiri yang memasukkan Zulbijadain kedalam lubang lahatnya. Kemudian Nabi berdoa untuknya dengan doa yang indah, “Ya Allah ridhoilah dia, sebab aku pada malam ini aku ridho terhadap orang ini”.
Ya Allah, berkat Nabi Muhammad, maka bagaimana keadaan kita bermalam pada malam hari ini? sebagaimana Nabimu berdoa dan ridho kepada Zulbijadain maka kami memohon berkat Nabi-Mu agar Engkau ridho kepada kami. Jadikanlah kami tidur di malam ini dalam keadaan Engkau ridho kepada kami, dan Nabi-Mu ridho kepada kami. Dan jadikan ini keridhoan yang tidak ada kemurkaan setelah ini. Wahai Yang Maha Dermawan, Wahai Yang Maha Penyayang.
الحمدلله…
Alhamdulillah, terima
Kasih atas pengkongsian