Kini kita tiba pada tujuan utama kita, yaitu membahas masalah-masalah agama. Hanya Allah swt yang berkata benar dan hanya Dia yang menunjukkan kita ke jalan yang yang diridhai-Nya. Pernah aku ditanya tentang makna kalimat Laa ilaaha illallah?
Ketahuilah, bahwa semua ilmu agama dan medianya kembali kepada penjabaran makna kalimat Laa ilaaha illallah. Hanya di dalam penjabaran kalimat inilah tercakup adanya kandungan perintah, larangan, janji, ancaman serta masalah-masalah yang berkaitan dengannya. Bagaimanapun ketepatan penjabarannya, maka hal itu hanya sebatas hukum akibat, namun untuk mengetahui motivasinya secara lengkap, tidaklah mudah apalagi untuk mengungkap hakikatnya.
Adapun penjabaran maknanya adalah, hal itu suatu ilmu yang dikenal dengan ilmu tauhid, yang keluasannya bagaikan lautan yang tak bertepi, yang tidak diketahui kedalamannya. Para ahli ilmu kalam telah berusaha mengarungi keluasannya, para ‘arifin telah berusaha menyelami kedalamannya, mereka semua hanya mendapati berbagai kerahasiaannya dan keajaibannya yang tidak terbilang jumlah dan nilainya.
Setelah melewati pembahasan dan pemikiran yang luas, maka mereka mengakui tidak mampu untuk menjabarkan kalimat tersebut secara tepat. Sebab untuk mengetahui ilmu tauhid menurut porsi yang semestinya diperlukan mengenali Dzat Allah swt dan sifat-sifat-Nya yang sulit untuk dijangkau oleh pikiran biasa.
Bahkan, para ahli hakekat pun mengakui tidak mampu untuk mengetahui Dzat Allah swt dan sifat-sifat-Nya Yang Maha Mulia, baik di dunia maupun di akhirat. Maka tidak benar pengakuan yang disebutkan oleh suatu kelompok yang mengaku dapat mengenali Dzat Allah swt dan sifat-sifat-Nya secara keseluruhan. Sebab, untuk mencapai hal itu adalah mustahil.
Apalagi untuk mengenali sesuatu dan sifat-sifatnya secara menyeluruh, maka dibutuhkan pengetahuan yang dapat mengungguli sesuatu yang dikenali beserta siiat-sifatnya, sedangkan Dzat Allah swt dan sifat-sifat-Nya tidak dapat diungguli oleh apapun dan oleh siapapun. Sebaliknya Dia meliputi dan mengungguli apapun dan siapapun.
Sumber: Inilah Jawabku Karya Al Allamah AlHabib Abdullah bin Alawi AlHaddad