Hendaknya engkau memiliki pengharapan dan rasa takut kepada Allah, karena keduanya termasuk buah dari keyakinan yang paling mulia. Allah SWT telah mensifatkan para hamba-Nya terdahulu dengan kedua sifat ini. Allah SWT berfirman dan hanya Dia lah yang paling benar ucapan-Nya:
أولائك الذين يدعون يبتغون إلى ربهم الوسيلة ايهم أقرب ويرجون رحمته ويخافون عذابه إن عذاب ربك كان محذورا (57
Artinya: ‘Orang-orang yang mereka seru itu, mereka sendiri mencari jalan kepada Tuhan mereka siapa diantara mereka yang lebih dekat (kepada Allah) dan mengharapkan rahmat-Mu dan takut akan adzab-Nya Sesungguhnya adzab Tuhanmu adalah suatu yang (harus) ditakutinya.'(QS. al-Israa’ ayat: 57).
Dalam sebuah Hadits qudsi disebutkan:
أنا عند ظن عبدي بي فليظن بي ما يشاء
Artinya: “Aku tergantung pada perasangka hamba-Ku kepada-Ku,ia boleh berprasangka pada-Ku sesukanya.’
Dalam Hadits qudsi yang lain disebutkan:
وعزتي وجلالي لا أجمع على عبدي عمنين ولا خوفين إن هو أمننيفي الدنيا أخفته يوم أبعث عبادى وإن وان هو خافني في الدنيا أمنته يوم أجمع عبادي
Artinya: “Allah berfirman: ‘Demi kemuliaan-Ku dan keagungan -Ku, Aku tidak akan mengumpulkan pada hamba-Ku dua rasa aman dan dua rasa takut jika dia merasa aman pada diri-Ku semasa di dunia, maka Aku akan membuatnya takut dihari Aku bangkitkan para hamba-Ku, dan jika ia takut pada-Ku semasa di dunia, maka Aku akan melindunginya di hari Aku mengumpulkan para hamba-Ku.’
Inti berharap adalah kesadaran hati akan keluasan rahmat Allah SWT keluasan karunia-Nya. keagungan anugerah-Nya dan janji-Nya yang indah bagi orang-orang yang taat kepada-Nya. Sehingga timbul dari kesadaran ini sebuah kegembiraan hati yang disebut dengan pengharapan.
Hasil yang diinginkan dari perasaan ini adalah banyaknya ketangkasan dalam berbuat kebaikan dan penjagaan ekstra pada amal perbuatan. Karena ketaatan adalah jalan untuk menggapai ridha Allah SWT dan surga-Nya.
Sedangkan rasa takut bersumber dari kesadaran hati akan keagungan serta kebesaran Allah SWT. keperkasaan-Nya. ketidak butuhan-Nya kepada semua makhluk-Nya, besarnya hukuman-Nya dan pedihnya siksaan-Nya yang dijadikan ancaman bagi orang-orang yang menentang-Nya dan tidak mematuhi perintah-Nya.
Sehingga timbullah dari kesadaran ini sebuah kekhawatiran yang disebut dengan rasa takut. Dan hasil yang diinginkan dari perasaan ini adalah meninggalkan kemaksiatan dan membentengi diri darinya. Karena kemaksiatan adalah jalan yang dapat mengundang kemurkaan Allah SWT dan mengantarkan pada neraka-Nya.
Masing-masing pengharapan dan rasa takut tidak akan mendorong seseorang melakukan ketaaatan dan menjauhi kemaksiatan. Menurut para ulama, hati apabila disertai dengan kebohongan dan sikap berlebihan yang sia-sia dan tidak menghasilkan apapun. Karena barangsiapa yang berharap sesuatu, pasti ia akan mengejarnya. Barangsiapa yang takut akan sesuatu, pasti ia berlari darinya.
Sumber : Nasihat Untukmu Wahai Saudaraku Karya al-Allamah al-Habib Abdullah bin Alwi AlHaddad