Golongan-Golongan yang Teperdaya dari golongan Orang Alim Bagian 6

Kelompok keenam Mereka sibuk mempelajari ilmu kalam dan cara berdebat, membantah pendapat orang-orang yang berbeda pendapat dengan mereka, dan meyakini bahwa iman seseorang tidak sah sebelum mempelajari perdebatan mereka dan apa yang mereka namakan dengan dalil-dalil. Mereka pun meyakini bahwa hanya mereka yang lebih tahu tentang Allah dan sifat-sifat-Nya. Mereka yang termasuk kelompok ini ada…

Golongan-Golongan yang Teperdaya dari golongan Orang Alim Bagian 5

Kelompok kelima Mereka yang merasa cukup dengan mempelajari ilmu-ilmu yang tidak penting dan meninggalkan ilmu-ilmu yang penting. Mereka membatasi diri dengan ilmu yang berkaitan dengan fatwa yang menyangkut pemerintahan, perselisihan, dan transaksi di antara sesama manusia. Mereka pun mengkhususkan istilah ilmu fikih hanya pada ilmu yang mereka geluti tersebut. Karena itu, bisa jadi mereka menyia-nyiakan…

Golongan-Golongan yang Teperdaya dari golongan Orang Alim Bagian 4

Kelompok keempat Mereka menguasai ilmu, membersihkan segenap anggota tubuh dari keburukan, menjauhi kemaksiatan yang bersifat lahir, mengawasi hati dari akhlak-akhlak tercela, berjuang untuk membebaskan diri dari akhlak-akhlak itu, dan menanggalkan akhlak-akhlak buruk yang tumbuh di hati. Namun, masih tersisa di sudut-sudut hati mereka beberapa tipu daya yang sangat samar, lembut, dan tersembunyi, yang berasal dari…

Golongan-Golongan yang Teperdaya dari golongan Orang Alim Bagian 3

Kelompok ketiga Mereka mengetahui penyakit-penyakit hati yang dicela oleh syariat, tetapi karena perasaan ujub (bangga diri) yang menyelimuti diri, mereka menyangka diri mereka telah terbebas dari penyakit-penyakit itu. Mereka meyakini kedudukan mereka sudah tinggi di sisi Allah sehingga tidak mungkin diuji dengan penyakit-penyakit hati seperti itu. Jika pada diri mereka tampak indikasi kesombongan dan ambisi…

Golongan-Golongan yang Teperdaya dari golongan Orang Alim Bagian 2

Kelompok kedua Mereka mempunyai ilmu dan mengamalkannya, senantiasa melakukan amal ketaatan, dan meninggalkan amal kemaksiatan. Namun, mereka tidak mengawasi hati mereka sehingga lalai untuk menghapus sifat-sifat tercela dalam pandangan Allah, seperti sombong, iri, ambisi menjadi pemimpin, dan berniat buruk terhadap teman. Bisa jadi sebagian dari mereka memang tidak mengetahui bahwa sifat-sifat itu tercela dan tidak…

Golongan-Golongan yang Teperdaya dari golongan Orang Alim Bagian 1

Golongan orang yang teperdaya ada empat: Orang-Orang Alim Kelompok pertama Sekelompok orang alim yang menguasai ilmu-ilmu syariat dan ilmu-ilmu rasional, tetapi mereka mengabaikan pengawasan terhadap anggota tubuh mereka dan justru membiarkannya melakukan kemaksiatan. Mereka menyangka telah mendapatkan suatu kedudukan yang tinggi di sisi Allah sehingga tidak akan dihukum oleh-Nya, tidak akan dimintai pertanggungjawaban atas dosa-dosa…

Penjelasan Mengenai Kecelaan Tipu Daya (Setan) Bagian 7

Allah Swt. mengabarkan keadaan orang-orang Nasrani, seraya berfirman, Maka setelah mereka, datanglah generasi (yang jahat yang mewarisi Taurat (QS Al-A’raf |7]: 169). Maksudnya, orang-orang yang alim, Yang mengambil harta benda dunia yang rendah ini (QS Al-A’raf [7]: 169). Maksudnya, mengikuti nafsu-nafsu duniawi mereka, baik yang halal maupun yang haram. Padahal Allah telah menyatakan. Dan bagi…

Penjelasan Mengenai Kecelaan Tipu Daya (Setan) Bagian 6

Pada kasus pertama, harapan si pendosa meredam pesimisme yang bisa menghalanginya bertobat. Pada kasus kedua, si pemalas meredam kemalasan yang menghalanginya bergairah dalam beribadah. Jadi, semua hal yang mendorong seseorang untuk bertobat atau bersemangat dalam beribadah adalah harapan yang benar [raja). Sebaliknya, segala hal yang menimbulkan kemalasan dan kecenderungan untuk tidak beramal adalah tipu daya.…

Penjelasan Mengenai Kecelaan Tipu Daya (Setan) Bagian 5

Contoh kedua: orang-orang mukmin pendosa (fasik) mengatakan, “Sesungguhnya Allah Maha Pemurah, dan karenanya kami meng­harapkan ampunan-Nya. Bukankah Allah telah berfirman, Aku sesuai dengan prasangka hamba-Ku.’ Setan tidak akan menipu manusia, kecuali dengan ucapan yang secara eksplisit bisa diterima. Namun, Rasulullah Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa salam menyingkap kesesatan ucapan setan. Beliau bersabda, “Orang…

Penjelasan Mengenai Kecelaan Tipu Daya (Setan) Bagian 4

Penyebab keteperdayaan seperti ini adalah tipu daya iblis. Kadang orang-orang teperdaya itu melihat kenikmatan-kenikmatan di dunia lalu menganalogikannya dengan kenikmatan akhirat. Kadang kala mereka melihat adanya penundaan azab kepada mereka, lalu mereka mengatakan, “Mengapa Allah tidak menyiksa kita atas apa yang kita katakan itu?” (QS Al-Mujadilah [58]: 8). Allah pun menjawab, “Cukuplah bagi mereka neraka…