Hakikat Kedudukan Bagian 2

Manusia tidak sepatutnya mencintai kedudukan dan harta benda, kecuali sebatas untuk mendapatkan kemaslahatan dan menolak kemudaratan. Namun, tabiat manusia memang mengagumkan, suka mengumpulkan dan menimbun harta benda dan menginginkan kedudukan setinggi-tingginya di mata manusia. Seandainya seseorang sudah mempunyai dua lembah berisi emas, niscaya ia masih menginginkan lembah yang ketiga. Tidak hanya itu, ia pun menginginkan…

Hakikat Kedudukan Bagian 1

Kedudukan dan harta merupakan dua pilar dunia. Yang dimaksud dengan harta adalah kepemilikan terhadap benda-benda, sedangkan kedudukan adalah kepemilikan terhadap hati manusia untuk mencapai maksud dan tujuan. Harta benda diperoleh dengan berbagai macam profesi dan usaha, sedangkan kedudukan hati diperoleh melalui pergaulan. Setiap orang yang meyakini bahwa seseorang mempunyai suatu sifat kesempurnaan, niscaya ia akan…

Mencela Kedudukan

Allah Swt. berfirman, Negeri akhirat itu Kami jadikan bagi orang-orang yang tidak menginginkan ketinggian diri dan tidak berbuat kerusakan di bumi (QS Al-Qashash [28]: 83).   Lihatlah, pada ayat ini Allah mengumpulkan sifat ketinggian diri dan membuat kerusakan, dan menyatakan bahwa kenikmatan di akhirat hanya bagi orang yang terbebas dari kedua sifat itu.   Allah…

Keutamaan Tidak Terkenal (Khumul, Low Profile) Bagian 1

Rasulullah Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa salam bersabda, “Betapa banyak orang yang rambutnya kusut tak terurus, yang tertolak jika mengetuk pintu seseorang, akan tetapi jika ia berdoa kepada Allah, niscaya Dia mengabulkannya.” Al-Hakim meriwayatkan hadits ini dengan redaksi yang berbeda, “Betapa banyak orang yang rambutnya kusut tak terurus, badan dipenuhi oleh debu, dan…

Mencela Kemasyhuran dan Ketenaran

Kemasyhuran adalah hal yang buruk. kecuali jika itu semata-mata anugerah Allah karena seseorang menyebarkan agama-Nya, bukan karena ia menginginkannya. Yang terbaik adalah tidak terkenal (khumul, low profile). Sayyidina Ali karramallahu wajhahu wa radhiyallahu anhu mengatakan, “Berlakulah rendah hati, jangan memasyhurkan diri, dan jangan melambungkan namamu agar disebut-sebut. Belajar, sembunyikan, dan diam, niscaya engkau selamat, membahagiakan…

Mencela Kedudukan (Jah)

Segala puji bagi Allah, yang melihat segala rahasia hati, mengampuni dosa-dosa besar, dan mengetahui segala rahasia yang disembunyikan sanubari. Dia hanya menerima amal yang bersih dari kotoran riya dan syirik, juga hanya menerima yang murni. Sebab, Dia sungguh-sungguh sangat tidak membutuhkan persekutuan. Shalawat dan salam sebanyak-banyaknya semoga dilimpahkan kepada junjungan kita, Muhammad; juga kepada keluarga…

Kewajiban-Kewajiban Hamba terhadap Hartanya Bagian 2

Harits Al-Muhasibi—rahimahullah—mengatakan, “Sesungguhnya para sahabat terbaik Nabi mencintai kemiskinan, merasa aman dari kefakiran, mempercayakan rezeki mereka kepada Allah, bergembira atas semua takdir Allah, bersuka rela menerima cobaan, bersyukur atas segala kesejahteraan, bersabar atas segala kemalangan, memuji Allah atas segala kesenangan, bersikap rendah diri kepada Allah, dan bersikap warak terhadap kedudukan dan harta berlimpah.” Telah sampai…

Menyembuhkan Kekikiran Bagian 4

Di antara obat yang bermanfaat untuk penyakit kikir adalah merenungkan kondisi orang-orang kikir dan menyadari bahwa tabiat dasar manusia tidak menyukai orang-orang kikir dan menganggap mereka buruk. Orang yang kikir pun menganggap buruk dan tidak menyukai orang lain yang berlaku kikir, ia akan menyadari kehinaan dan keburukan sifat orang-orang yang kikir. Kemudian ia merenungkan untuk…

Batasan Kedermawanan dan Kekikiran Bagian 3

Dengan demikian, berbuat baik melebihi apa yang diwajibkan oleh tata krama adalah kedermawanan. Syaratnya, perbuatan itu harus disertai dengan hati yang tulus, bukan karena mengharapkan pelayanan, imbal balik, pujian, maupun ucapan terima kasih. Orang yang mengharapkan ucapan terima kasih dan pujian adalah pedagang, bukan seorang dermawan. Sebab, kedermawanan adalah memberikan sesuatu tanpa mengharapkan imbalan. Pengertian…

Batasan Kedermawanan dan Kekikiran Bagian 2

Harta yang wajib dibelanjakan ada dua macam. Pertama, harta yang wajib dibelanjakan sebagai kewajiban syariat. Kedua, harta yang wajib dibelanjakan sebagai suatu tata krama yang baik (muru’ah). Apabila seseorang tidak menunaikan salah satu dari keduanya, ia termasuk orang kikir. Jika yang tidak ditunaikan adalah kewajiban syariat, maka ia lebih kikir lagi. Yang termasuk kewajiban sebagai…