Termasuk kemuliaan umat Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa aalihi wa shahbihi wa sallam juga, bahwa Allah SWT membuka pintu kebajikan yang jika diamalkan oleh hamba-hamba-Nya, Allah SWT berkenan akan mengampuni dosa kesalahan mereka dan menutupi cacat kekurangan mereka. Bahkan di antara amal-amal kebajikan itu ada yang berupa jaminan akan terampuni dosa-dosa yang terdahulu dan yang belakangan.
Di antara amal kebajikan itu adalah sebagai berikut.
- Wudhu yang sempurna. Mengenai itu Nabi Shallallahu ‘alaihi wa aalihi wa shahbihi wa sallam menyatakan:
لاَ يَسْبَغُ الْوُضُوْءَ عَبْدٌ إِلاَّ غَفَرَ اللهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ وَمَا تَأَخَّرَ.
“Seorang hamba Allah yang berwudhu dengan sempurna, Allah berkenan mengampuni sebagian dari dosa-dosanya yang terdahulu dan yang belakangan.” (Diketengahkan oleh An-Nasa’T dan Al-Bazzar).
مَنْ قَالَ حِيْنَ يَسْمَعُ الْمُؤَذِّنَ يَقُوْلُ : أَشْهَدُ أَنْ لآ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ قَالَ : أَشْهَدُ أَنْ لآ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ رَضِيْتُ بِاللهِ رَبًّا وَبِالْإِسْلَامِ دِيْنًا وَبِمُحَمَّدٍ نَبِيًّا … غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ.
“Orang yang pada saat mendengar mu’azzin (mengumandangkan kalimat): Ashadu an la ilaha illallah … ia mengucap: Asyhadu an la ilaha illallah, aku ridha Allah sebagai Tuhan-(ku), Islam sebagai agama-(ku), dan Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa aalihi wa shahbihi wa sallam sebagai Nabi-(ku)”, ia diampuni sebagian dari dosanya yang terdahulu.” (Demikian di dalam Ash-Shahih). Sedangkan di dalam Mustakhraj-nya. Abu ‘Awanah Al-Asfarayiniy, berdasarkan Shahih Muslim, berasal dari Sa’ad bin Abi Waqqash adalah, “Ia diampuni sebagian dari dosanya yang terdahulu dan yang belakangan.” Ada orang merasa sangat heran, lalu bertanya, “Hai Sa’ad, sebagian dari dosanya yang terdahulu dan yang belakangan?” Sa’ad menjawab, “Begitulah yang ku dengar dari Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa aalihi wa shahbihi wa sallam”
Sumber : Terjemah Syaraf al-Ummah al-Muhammadiyyah Karya Sayid Muhammad bin Alawi al-Maliki al-Hassani