SALAH satu fenomena yang menakjubkan, sebagaimana saya dengar dari seorang dekan sebuah fakultas, adalah adanya fakultas khusus untuk mahasiswi putri.Dalam samudera realitas kita saat ini, mereka sangat dibutuhkan oleh umat ini. Dibutuhkan dalam pemikiran yang bersih, perasaan yang bening, kemauan yang sungguh-sungguh dan pemahaman yang mendalam terhadap kemuliaan yang diberikan oleh Tuhan kepada mereka, melalui syariat yang memuliakan derajat mereka di rumah-rumah mereka.
Syariat membawa ajaran yang membuat kaum wanita beralih dari masa jahiliyah yang membawa kesuraman bagi mereka menuju cahaya Islam yang menghormati laki-laki dan perempuan, yang muda dan yang tua, yang jauh dan yang dekat.
Syariat juga menetapkan kewajiban bagi orang yang berilmu untuk ditunaikan kepada orang awam yang tidak mengerti.Yang tua punya kewajiban yang harus ditunaikan kepada yang muda.Begitu pula, yang awam punya kewajiban yang mesti ditunaikan secara layak kepada yang berilmu.Yang muda punya kewajiban yang mesti ditunaikan secara layak kepada yang tua.Yaitu, kewajiban untuk menghormat dan memuliakan.
Dalam sikap-sikap proporsional tersebut, akan terwujudlah pembauran yang luar biasa dan interaksi sosial yang indah di masyarakat dalam membangun kemaslahatan bersama serta saling bahu membahu untuk mengupayakan hal-hal yang mengantarkan mereka ke dalam kabahagiaan yang sejati.
Betapa banyak orang-orang buruk yang berpandangan sempit berbuat kerusakan di muka bumi ini melalui pikiran-pikiran yang dilontarkan kepada generasi muda-mudi Muslimin.Mereka membuat para generasi muda itu sesat dan tertipu. Maka, hasil yang mereka petik hanyalah kehinaan, kerendahan, perpecahan dan kerusakan besar yang kita saksikan di berbagai negara.
Oleh karena itu, Syekh asy-Sya’rawi rahi-mahullah pernah terheran-heran.Saat itu, ada delegasi dari organisasi perempuan dunia di Amerika datang ke Kairo.Mereka mengadakan pertemuan dengan perempuan-perempuan Kairo. Ternyata, dalam gagasan yang dilontarkan pimpinan delegasi itu, ia menyatakan bahwa problem pelik yang mereka alami di masyarakat mereka, tidak ada solusi lain kecuali kembalinya peran kaum perempuan dalam membangun rumah tangga yang baik.
Mereka mengalami problem keretakan rumah tangga, dan kaum wanita di Barat tak lebih dari sebuah komoditi yang tak ada harganya lagi kecuali sekadar untuk memuaskan hasrat laki-laki. Itupun kalau ia masih bisa memiliki daya tarik seksual. Jika tidak, maka mereka sudah tak ada harganya sama sekali di tengah-tengah realitas sosial masyarakat yang betul-betul rendah dan hina itu. Kaum wanita di Barat mengalami penderitaan-penderitaan yang berat.
Syekh asy-Sya’rawi menegaskan, “Sangat mengherankan! Di kalangan kita ada yang sepadan: mereka menyatakan: Kita akan keluar dari rumah!”
Mereka keluar rumah dengan cara yang tidak pantas dengan kehormatan mereka. Mereka mau mengikuti perempuan-perempuan rendah itu.
Subhanallah, teladan mana dalam kehidupan ini yang diridai oleh Allah untuk kaum perempuan kita.
Ketika Allah membuat perumpamaan untuk orang-orang mukmin dan orang-orang kafir, maka Allah mendahulukan perempuan sebagai perumpamaan dari dua golongan itu.Ini menunjukkan bahwa unsur perempuan ini sangat besar pengaruhnya.Kalau unsur ini baik, maka besar pengaruhnya dalam memperbaiki; bila unsur ini buruk maka besar pula pengaruh dalam merusak. Allah Yang Mahakuasa dalam Kitab Suci-Nya berfirman:
ضرب الله مثلا للذين كفروا امرأت نوح وامرأت لوط
Artinya: Allah menjadikan istriNuh dan istri Luth sebagai perumpamaan bagi orang-orang kafir. (QS at-Tahrim: 10)
Ketika Allah hendak membuat perumpamaan maka Allah menceritakan dua orang perempuan tadi.
وضرب الله مثلا للذين ءامنوأ امرأت فرعون
Dan Allah menjadikan istri Firaun sebagai perumpamaan bagi orang-orang yang beriman (QS at-Tahrim: 11).
Dialah perempuan yang tabah, yang benar dan yang tegar.
إذ قالت رب ابن لى عندك بيتا فى الجنة
Ketika ia berkata: “Ya Rabbku, bangunkanlah untukku sebuah rumah di sisi-Mu disurga.”
Perempuan beriman memohon kedekatan sebelum memohon rumah, maka iapun mendahulukan kata “indaka” daripada kata “baitan”.Sebelum mengucapkan “baitan” ia terlebih dahulu mengucapkan “indaka” sebagai isyarat bahwa di dalam jiwa rohaninya telah mengakar hubungan dekat dengan Allah, hadir di sisi dan di dekat-Nya.
رب ابن لى عندك بيتا فى الجنة ونجنى من فرعون وعمله ونجنى من القوم الظلمين
“Ya Rabbku, bangunkanlah untukku sebuah rumah di sisi-Mu di surga, dan selamatkanlah aku dari Firaun dan perbuatannya, dan selamatkanlah aku dari kaum yang zalim.“(QS at-Tahrim: 11).
Allah berfirman:
ومريم ابنت عمرن التى أحصنت فرجها
Dan (Ingatlah) Maryam binti Imran yang memelihara kehormatannya.(QS at-Tahrim: 12).
Dialah perempuan yang sangat menjaga kesucian dan etika kesehariannya.
Jadi, keseimbangan dalam syariat ini meletakkan lelaki dan perempuan di atas landasan yang kokoh.Yaitu, menjaga ketegaran, kesungguhan, pekerti yang lurus, etika dalam berbicara dan etika dalam berinteraksi.
Allah سبحانه وتعالى berfirman:
وإذا سألتمو هن متعا فسئلو هن من ورآء حجاب
Artinya: Apabila kalian meminta sesuatu (keperluan) kepada mereka (istri-istri Nabi), maka mintalah dari belakang tabir (QS al-Ahzab [33]: 53).
Allah berfirman mengenai cara bicara istri-istri Nabi kepada orang-orang laki:
فلا تخضعن بالقول
Artinya: Maka janganlah kalian (istri-istri Nabi) tunduk (melembutkan suara) dalam berbicara (QS al-Ahzab [33]: 32).
Silakan berbicara tapi jangan dengan suara lembut, agar kalian tidak membuat lawan bicara kalian menolehkan pandangan; agar kalian tidak menimbulkan keburukan terhadap orang yang berada di depan kalian.
فلا تخضعن بالقول فيطمع الذى فى قلبه مرض وقلن قولا معروف
Artinya: Maka janganlah kalian (istri-istri Nabi) tunduk (melembutkan suara) dalam berbicara sehingga berkeinginanlah orang yang ada penyakit dalam hatinya. Dan, ucapkanlah perkataan yang baik (QS al-Ahzab [33]: 32).
Ada keterangan tentang sikap ekstrem orang Yahudi: bila istrinya haid, maka mereka tidak mau makan dan minum bersama dengannya, juga tidak mau tidur satu rumah dengannya. Istrinya itu dikeluarkan dari rumah untuk tinggal menyendiri. Hingga, datanglah syariat dan ajaran Islam:
ويسئلو نك عن المحيض قل هو أذ ى فاعتزلوا النساء في المحيض ولا تقربو هن حتى يطهرون
Artinya: Mereka bertanya kepadamu tentang haid. Katakanlah: “Haid itu adalah suatu kotoran”. Oleh sebab itu hendaklah kalian menjauhkan diri dari wanita di waktu haid (tidak menyetubuhinya); dan janganlah kalian mendekati (menyetubuhi) mereka sebelum mereka suci.(QS al-Baqarah [2]: 222).
Silakan makan dan minum bersama dengan istri-istri kalian yang haid.Sebagaimana telah diriwayatkan bahwa Rasulullah صلى الله عليه وسلم duduk bersama dengan istri-istri beliau yang sedang haid dan berbicara dengan mereka. Bahkan, ada riwayat: bahwa suatu ketika beliau i’tikaf di masjid, lalu beliau melongokkan kepala ke pintu kamar Sayidah Aisyah, kemudian Aisyah menyisir rambut beliau. (HR al-Bukhari).
Ada sebagian Sahabat yang bermaksud melakukan yang lebih longgar. Mereka berkata, “Apakah kami akan melakukan sesuatu yang berlawanan dengan Yahudi, hingga kami juga akan menyetubuhi istri kami yang haid.” Menanggapi hal itu, Rasulullah صلى الله عليه وسلم murka dan beliau bersabda, “Tidak!”.
Jadi, di situ ada batas, di situ ada jalan tengah. Kita mengambil jalan berbeda dengan orang-orang Yahudi: kita tidak menjauhi rumah istri-istri yang sedang haid, tidak menghindarkan diri untuk makan dan minum bersama mereka. Namun demikian, kita tidak boleh mendekati (menyetubuhi) istri yang sedang haid.Itu haram.
ولا تقربو هن حتى يطهرون فإذا تطهرن فأت هن من حيث أمركم الله إن الله يحب التوبين ويحب المتطهرين{222
Artinya: … dan janganlah kalian mendekati menyetubuhi) mereka sebelum mereka suci.
Apabila mereka telah suci, maka campurilah mereka itu di tempat yang diperintahkan
Allah kepada kalian. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertobat dan menyukai orang-orang yang mensucikan diri.(QS al-Baqarah [2]: 222).
Sumber : Agama Moderat
Terj. Alwasathiyah fil-Islam
Karya Al Habib Umar bin Hafidz